
Industri Mainan RI Tembus Ekspor Rp10 Triliun di 2024
Penulis: Lidya Thalia.S
TVRINews, Jakarta
Industri mainan anak di Indonesia menunjukkan performa positif di kancah internasional. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, sektor ini berhasil mencetak surplus neraca perdagangan selama lima tahun berturut-turut, dengan nilai ekspor pada tahun 2024 mencapai 610 juta dolar AS atau sekitar Rp10 triliun (kurs Rp16.390).
“Capaian ini menjadi bukti ketangguhan sektor manufaktur nasional dalam menghadapi disrupsi ekonomi global. Industri kita terbukti tetap tangguh dan mampu bersaing di pasar internasional,”kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis, Jumat, 20 Juni 2025.
Menurut data Kemenperin, surplus ekspor sektor mainan anak terus meningkat sejak 2020. Tahun tersebut mencatat surplus sebesar 231 juta dolar AS (Rp3,7 triliun), naik menjadi 317 juta dolar AS (Rp5,2 triliun) pada 2021, dan 364 juta dolar AS (Rp5,9 triliun) di 2022. Meskipun sempat menurun menjadi 292 juta dolar AS (Rp4,78 triliun) pada 2023, nilai surplus kembali naik ke 317 juta dolar AS (Rp5,2 triliun) pada 2024.
Agus menambahkan, Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor utama dengan porsi mencapai 48 persen dari total ekspor mainan anak Indonesia. Tujuan ekspor lainnya mencakup Inggris, Singapura, China, dan Jerman.
“Pada 2024, kontribusi produk mainan anak Indonesia ke pasar Amerika Serikat mencapai sekitar 2 persen dari total impor mainan mereka, atau senilai 289 juta dolar AS (Rp4,73 triliun). Ini menunjukkan masih terbuka lebar peluang pasar kita di sana,” jelasnya.
Produk unggulan ekspor Indonesia ke AS meliputi boneka, stuffed toys, mainan blok set, mainan skala/model, dan aneka mainan lainnya.
Salah satu pelaku industri yang berhasil menembus pasar ekspor adalah PT Royal Regent Indonesia (RRI) di Kendal, Jawa Tengah, yang merupakan bagian dari Walden Toys Group, Hong Kong.
Perusahaan ini mulai beroperasi penuh pada November 2023 dan telah mengekspor enam kontainer mainan senilai 688.662 dolar AS atau sekitar Rp11 miliar, terdiri dari kursi mainan anak, pakaian boneka, hingga traktor mainan.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, menjelaskan bahwa secara global, Indonesia menempati peringkat ke-22 dari 195 negara penghasil produk mainan, dengan pangsa ekspor sebesar 0,48 persen.
“Meski masih kecil, potensi pertumbuhan industri mainan anak nasional sangat besar. Ini menjadi peluang untuk terus memperkuat daya saing sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Reni.
Pada 2024, sektor ini telah menyerap lebih dari 37 ribu tenaga kerja dari total 204 unit usaha. Jumlah tersebut terdiri atas 124 industri berskala besar dan menengah, 80 industri kecil, serta 10 sentra industri kecil dan menengah (IKM) mainan anak yang tersebar di Jawa Tengah (4 sentra), Jawa Timur (1 sentra), dan Jawa Barat (5 sentra).
Dengan kinerja ekspor yang konsisten dan penyebaran industri yang merata, sektor mainan anak dinilai mampu menjadi salah satu pilar penting dalam mendongkrak industri manufaktur nasional secara berkelanjutan.
Baca Juga: Danantara Indonesia dan RDIF Bentuk Platform Investasi Bilateral Senilai Rp37 Triliun
Editor: Redaktur TVRINews