Penulis: Lidya Thalia.S
TVRINews, Jakarta
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Anindya Bakrie, menekankan pentingnya kerja sama yang lebih erat antara Indonesia dan Prancis dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan mendorong pertumbuhan jangka panjang. Hal ini disampaikannya dalam forum bisnis bilateral Indonesia–Prancis yang diselenggarakan di Jakarta, di hadapan para pemimpin bisnis dan pejabat tinggi dari kedua negara.
Dalam sambutannya, Anindya menyampaikan rasa terima kasih kepada para tokoh penting yang hadir, termasuk CEO Medef International Philip Duartie, pengusaha Indonesia di Prancis Arnold Fessy dan Pandu Syarif, serta tamu-tamu kehormatan lainnya. Ia menyambut mereka dengan hangat di “hati-hati Jakarta” sebagai simbol keterbukaan Indonesia terhadap kolaborasi internasional.
"Kami optimis dalam menghadapi tantangan ke depan. Indonesia telah melewati krisis besar di tahun 1997–1998, dan kini saatnya kita menatap masa depan dengan semangat kolaborasi,”ujar Anindya dalam acara kegiatan Indonesia-France Business Forum 2025 di Gedung AA. Maramis Lantai 2, Jalan Lapangan Banteng Timur, Jakarta Pusat, Rabu, 28 Mei 2025.
Baca Juga: Survei: 37,4% Publik Nilai Pemberantasan Korupsi Era Prabowo Positif
Anindya juga menyoroti kunjungannya bersama para pejabat ke Kalimantan dan Amerika Serikat, serta pengalamannya di acara investasi di Versailles, Perancis. Menurutnya, Perancis dapat berperan sebagai “navigator ke barat” bagi Indonesia, sebagaimana Indonesia dapat menjadi navigator ASEAN.
Ia memperkenalkan konsep "Bangantara", sebagai inovasi dan motor pertumbuhan ekonomi lokal, yang diharapkan dapat menarik investor asing sekaligus memperkuat daya saing nasional.
"Dengan 650 juta populasi ASEAN dan hampir 450 juta dari Uni Eropa, kerja sama ini bisa menciptakan kekuatan ekonomi global baru," lanjut Anindya.
Sementara itu, Wakil Ketua Koordinator KADIN Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri, Shinta Widjaja Kamdani, menyoroti masih rendahnya kontribusi investasi Indonesia dalam Foreign Direct Investment (FDI) global.
“Saat ini, investasi Indonesia baru sekitar 7,14% dari total FDI di Indonesia, dan kurang dari 1% secara global. Ini menunjukkan masih besarnya ruang untuk pertumbuhan,” kata Shinta.
Menurutnya, transformasi ekonomi Indonesia sedang berlangsung, didorong oleh inovasi, keberlanjutan, dan digitalisasi. Sektor prioritas termasuk pengembangan kendaraan listrik (EV), energi hijau, infrastruktur, kesehatan, riset, dan pertanian modern.
Shinta juga menekankan pentingnya penyelesaian Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Kesepakatan ini dinilai strategis untuk membuka akses pasar dan mendorong investasi di sektor-sektor penting seperti mineral kritikal dan kesehatan.
“Kemitraan Indonesia dan Perancis harus melangkah lebih jauh dari niat menjadi implementasi, dari dialog ke aksi nyata,” tegasnya.
Menutup sambutannya, Shinta mengajak seluruh pelaku usaha untuk memanfaatkan forum ini untuk membangun kolaborasi konkret dan membentuk kemitraan ekonomi yang berdampak inklusif.
Editor: Redaktur TVRINews